Bismillahirohmanirohim..
Alhamdulillah saya dan teman-teman Kelas Bunsay#5 masuk kelompok 2 yaitu ada teh Dimna Pertiwi, teh Iqmah, teh Hasnah, teh Veterina.
Berikut adalah penampakan dari kami: 😁
Resume hasil dari penampilan presentasi kami dan diskusi bersama teman-teman Kelas bunsay#5.
1. Dalam penjabaran di kolom tahapan pendekatan di usia 3-6 tahun disebutkan " ego sentris mereka harus bertemu dengan identitas seksualitasnya," bisa di jabarkan lebih yang seperti apa dan contohnya ?
Jawaban:
1. Egosentris adalah kemampuan seorang anak untuk memahami fikirannya, namun belum mampu untuk memahami fikiran orang lain. Dia menganggap semua orang sama dan harus seperti dia, karena dia belum mampu untu memahami pikiran orang lain.
Sangat penting kita mengisi penuh kantung jiwa egosentris ini pada anak usai dini. Agar saat dewasa dia mampu menghargai orang lain. Sebaliknya jika egosentris ini tidak terpenuhi, anak akan tumbuh menjadi orang dewasa yang egois karena dia merasa saat masa kecil pendapatnya tak dihargai sehingga dia akan melakukan hal yang sama kepada orang lain.
Namun, sifat egosentris anak juga tetap perlu diarahkan. Tidak melanggar syariat dalam ajaran agama kita, tidak melanggar norma/adat yang berlaku di dalam suatu masyarakat; dan tidak membahayakan dirinya dan orang lain di sekitarnya.
Nah, sifat egosentris anak sebaiknya tetap sesuai fitrah seksualitas, dalam hal ini pereferensi sesuai gendernya.
Misalnya selain Rasulullah SAW sebagai idola terbaik/uswatun hasanah, kita sebagai orang tua juga bisa mengenalkan uswah/idola lain seperti shahabah dan shahabiyah Nabi kepada anak-anak. Kita dapat menceritakan kisah sahabat-sahabat Nabi seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Umar bin Khattab, dan lainnya kepada anak laki-laki untuk memupuk jiwa ksatria, tanggung jawab, ketegasan dan kepemimpinannya.
Untuk perempuan, kita dapat menceritakan kisah tentang Khadijah, Aisyah, Fatimah dan sahabiyah lainnya, untuk memotivasi mereka menjadi sebaik-baik perhiasan dunia, dengan menjadi perempuan shalihah. Si kecil juga akan memahami peran apa saja yang bisa dilakukan sebagai perempuan baik lingkungan keluarga maupun masyarakat sehingga mampu menjadi salah satu unsur penting membangun peradaban.
Insya Allah dengan kita sering mengarahkan segala sesuatunya sesuai gendernya, maka egosentris anak tidak akan melenceng dari fitrahnya.
2. Bagaimana jika dalam satu keluarga ayah/ibu tidak bisa hadir di kehidupan anak dikarenakan banyak faktor misalnya ayah/ibu meninggal, perceraian, LDR, dll bagaimana cara menumbuhkan fitrah seksualitasnya sehingga tidak tercederai.
3. bagaimana untuk kasus anak2 yatim, piatu atau yatim piatu yang mungkin kehilangan sosok Ayah Dan ibu. Bagaimana agar mereka tetap terjaga fitrah seksualitasnya?
Jawaban:
Ayah dan ibuk adalah figur yang harus ada sepanjang masa pendidik anak, sejak lahir hingga aqil balig. Kehadiran ayah ibu penting untuk menjaga fitrah seksualitas anak.
Menurut Elly Risman, riset banyak membuktikan bahwa anak anak yang tercerabut dari orangtuanya pada usia dini baik karena perang, bencana alam, perceraian, dan persoalan sosial lainnya akan banyak mengalami gangguan kejiwaan, sejak perasaan terasing (anxiety), perasaan kehilangan kelekatan atau attachment, sampai kepada depresi. Kelak ketika dewasa memiliki masalah sosial dan seksualitas seperti homoseksual, membenci perempuan, atau curiga pada hubungan dekat.
_Naaudzubillahhimindzalik_
Kalau kami setuju pepatah: *"It takes a village to raise a children."*
Pada kondisi ideal, tentu saja ayah ibunya yg punya tanggung jawab penuh karena memiliki hubungan terdekat dan memang yg dibebankan amanah/pertanggung-jawaban oleh Allah.
Jika kondisinya LDM atau misalnya terpaksa tidak utuh, kedua orangtua harus sekuat tenaga memenuhi amanahnya untuk memberi pendidikan fitrah seksualitas. Apapun caranya. Misal dengan video call, membuat jadwal interaksi rutin dll.
Jika sang anak yatim-piatu, diharapkan seorang anak tetap memiliki wali. Bisa jadi keluarga terdekat atau pembina panti asuhan jika tinggal di panti. Wali inilah yang bertanggung-jawab untuk mendidiknya.
Jika tidak ada wali, peran tetangga/masyarakat sekitar/negara/pemerintah sangat diperlukan untuk mendidik dan menjaga generasinya.
#Day2
#Tantangan10hari
#Gamelevel10
#KuliahBunsayIIP
#Resume
Tidak ada komentar:
Posting Komentar