Minggu, 13 Mei 2018

Peta Konsep Bulan Ramadhan


Oleh Desry Praharani, S, Pd

Bismillah...

Postingan saya  kali ini mengenai persiapan di bulan suci Ramadhan tahun ini, menjelang beberapa hari puasa, alangkah baiknya membuat suatu targetan berupa amal soleh agar apa yang kita lakukan menjadi suatu pahala yang berlipat-lipat. siapa sih yang ga mau di kasih pahala berlipat-lipat..? pasti setiap orang yang memiliki iman di hatinya akan berlomba-lomba mengumpulkan pahala di bulan yang suci ini. Masa sih kita kalah dengan mereka-mereka..? tentunya kita juga harus memanfaatkan waktu sebulan ini untuk mengumpulkan pahala.
Nah.. disini saya membuat PETA KONSEP untuk saya pribadi dan anak saya, berharap semoga konsep/jadwal yang sudah saya buat ini dipermudah dan dilancarkan segalanya,aamiin.

silahkan bisa didownload filenya
semoga bermanfaat 😊

file:///D:/MENULIS/Peta%20Konsep%20Ramadhan.pdf







Rabu, 09 Mei 2018

Hujan Turun Banjir Datang

*originally created by Desry Praharani, S.Pd


Tema : Hujan
Ide : Banjir melanda akibat hujan tidak berhenti.
Sajian Cerita : Fiksi
Tokoh : Empus (kucing),  Koko (awan)
Konflik : karena hujan lebat turun tidak berhenti  mengakibatkan banjir dimana-mana,  akhirnya manusia beramai-ramai membuat saluran air disisi jalan, agar air hujan tidak menggenangi jalan.

Cerita lengkap:


Hikshikshikk.......
Terdengar suaramenanangis sangat keras.
Ketika Empus mencari dan menghampiri sumber suara tersebut,  tiba-tiba hujan turun sangat lebat membasahi bulu halusnya.

"Aduuh... Buluku basah semua" seru si empus sambil berlari menuju pohon pisang untuk berteduh.

Hiks hiks hiks... Suara itu semakin keras, sebari diiringi hujan dan petir menggelegar.

Empus yang hanya seorang diri sangat ketakutan dan kedinginan.

Hujan semakin lebat dan membuat jalanan banjir dipenuhi oleh air hujan.

Musim penghujan kali ini sangatlah rentan banyak sekali bencana banjir dimana-mana.

                                                               *****

Setelah hujan mulai reda, manusia saling membantu untuk menggali tanah membuat saluran air disisi jalan, mereka membuat lubang saluran air agar air dapat mengalir ke tepi sungai sebrang desa tersebut, alangkah kompaknya manusia-manusia tersebut sehingga pekerjaan itu dapat terselesaikan dengan baik dan cepat. Selain membuat saluran air disisi jalan, manusia pun membuat  lubang ditiap halaman rumahnya untuk penyerapan air kebawah tanah,  sehingga air hujan tidak menggenangi halaman rumah mereka.
Manusiapun mulai membuat lubang untuk pembuangan sampah/limbah dirumahnya masing-masing.

Setelah selesai membuat saluran air,  hujanpun turun kembali seharian tidak ada sedikitpun jeda untuk berhenti.

Cuaca jadi semakin dingin dan menakutkan karena hujan lebat disertai angin dan petir saling berganti.

Si Empus yang terjebak hujan saat hendak pulang kerumahnya, kini ia sedang bertenduj dibawah pohon pisang.

                                                          *****

"Aduuh.. Bagaimana ini aku belum makan, perutku lapar tapi hujan tidak mau berhenti". Empus merasa kebingungan.

Hiks.. Hiks.. Hikssssss....
Jelegaaaarrrrr....

Suara menangis itu semakin keras dengan diiringi suara petir yang menggelegar.

Empus semakin ketakukan,  ia ingin segera pulang kerumahnya untuk makan.

"Tolong.. Tolong.. Tolong.. Siapa saja tolong aku..".
Teriak empus mencoba memanggil berharap ada yang menolongnya.

Lalu tiba-tiba hujan mereda.

"Ada apa empus kau meminta tolong? "

Empus kaget dan mencari sumber suara tersebut. Ternyata suara tersebut berasal dari atas yaitu salah satu gumpalan awan hitam.

Apakah tadi kamu yang berbicara..wahai awan? "Tanya empus

Iya tadi aku yang bertanya padamu,  namaku koko si awan.

"Oh.. Koko.. Aku empus. Aku terjebak disini saat sedang perjalanan pulang,  tapi hujan tidak mau berhenti". Jawab empus kepada koko.

"Oohh.. Maafkan aku empus karena aku menangis, air mataku membasahi semuanya dan membuatmu terjebak disana".Seru koko.

Oh..ternyata engkau yang selama ini menangis koko..? Tanya empus.

"Iya empus, aku sedih karena temanku pergi tanpa aku ketahui ia pergi kemana". Cerita Koko.

Tiba-tiba datanglah awan putih mendekati koko.

"Haii..koko.. Kamu kenapa? " tanya koki si awan putih.

"Aku mencarimu kemana-mana koki tapi tidak menemukanmu. " jawab koko.

"Maafkan aku koko..aku tadi sedang menemani mahatari disana." jelas kiko

Lalu Koko sangat gembira karena temannya kembali padanya, kokopun kini bergembira wajahnya sudah tidak hitam seperti beberapa waktu yang lalu.

"Empus.. Aku pergi dulu ya.. Aku mau bermain bersama temanku".pamit koko kepada empus.

"Baik koko.. Selamat bersenang-senang, jangan menangis lagi ya koko." jawab empus.

Koko dan kiko pergi bersama sambil berlari-lari saling mengejar. Keceriaan mereka membuat cuaca hari itu menjadi cerah bersinar.

Selain itu, tumbuh-tumbuhan pun tumbuh subur hijau diwilayah tersebut membuat suasana pedesaan menjadi hijau segar.

Lalu empuspun langsung berlari menuju rumahnya, karena perutnya sudah merasa lapar.
Dirumahnya ibu empus sudah menunggu kedatangan anaknya untuk makan siang bersama.

                                                              *****

Si Kurus Yang Gemulai

creatived by Desry Praharani.



 "Si peot.. Si peot.. Makannya yang banyak biar gendut,  biar sehat". Seru Avi anak tetangga sebelah rumah Ani.

"Iyah..iih.. Kamu gendutan napa, kurus melulu,  kayak anak cacingan aja. Hahaha..".Timpal Nui teman dekat Avi sambil meledek Ani.

Biarin saya peot juga,  yang penting sehat. Weeee... ", balas Ani yang sedang bermain dengan kucingnya dihalaman rumah.

Ani yang terlahir sejak kecil bertubuh kurus, selalu menjadi bahan ejekan atau sindiran orang-orang. Orangtuanya sudah pergi ke bidan bahkan ke spesialis dokter anak untuk memeriksakan kondisi Ani. Tapi semua hasilnya nihil, sudah diberikan berbagai vitamin dan suplemen, tetapi tubuhnya tetap sama kurus. Jawaban dari dokter spesial anak yang membuat orangtuanya tidak terlalu mengkhawatirkan kondisi Ani yaitu "kondisi Ani sehat tidak ada masalah, mungkin postur tubuh Ani karena Gen keturunan salah satu dari orangtuanya." memang ibunya Ani pun bertubuh kurus, berbeda dengan postur tubuh ayahnya yang termasuk ideal/berisi.

****

1..2..3.. Jingjit...
1..2..3...kesamping
1..2..3.. Lekukan tangan..
Terdengar suara Ani dari kamarnya.

Ternyata Ani sedang menari jaipong, mencontoh gerakan dari layar laptop milik ayahnya.

"Ani.. Sedang apa?" sapa ibu dibalik pintu kamar Ani.

Ani kaget, dan spontan langsung berhenti menari, ketika mendengar suara ibunya yang sudah berdiri di balik pintu kamarnya.
"Eehh.. Ibu.. Hehe.. Engga bu..lagi iseng aja."Jawab Ani sambil mematikan layar laptop milik ayahnya.

Lalu ibu Ani masuk dan duduk ditempat tidur Ani.
"Gerakan menari Ani bagus, terlihat lentur saat menggerakan tangan,
Ani suka menari jaipong?"
Tanya ibu Ani.

"Hhmm...Iya bu..ani suka menari jaipong, semenjak Ani lihat tari jaipong di Balai Desa minggu lalu.

"Kalau Ani suka menari jaipong, nanti ibu ajarkan bagaimana menari jaipong yang benar, dulu sewaktu ibu masih remaja ibu sering naik panggung untuk menari jaipong."

Benarkah ibu..?  "Senyum sumringah Ani kepada Ibunya.

"Iya sayang..". balas Ibu Ani.

"Terima kasih ibu." Anipun memeluk ibunya sambil tersenyum gembira.

****

Hei.. Hei..lihat bukannya itu si peot ya, yang menari jaipong di atas panggung? "Seru teman Avi, sambil jarinya menunjuk ke arah panggung "

"Iyah si peot sepertinya," jawab teman Nui yang terheran-heran.

Anipun menari jaipong diatas panggung dengan gemulai.
Tepuk tangan gemuruh dibawah panggung terdengar sangat ramai.
Acara kemerdekaan RI di desa tempat Ani sangat meriah.

****

"Aniiiii..tunggu." Panggil Avi sambil belari mengejar Ani yang sedang perjalanan pulang kerumahnya.

"Iyah vi... ?"Jawab Ani heran.

"Tarian kamu diatas panggung tadi bagus sekali,  ga nyangka kamu bisa menari jaipong, siapa yang ajarin? "Seru Avi memuji Ani.

"Ooh..itu..Hehe.. Aahh.. Ibu saya yang ngajarin. "Jawab Ani sambil melipat kain selendangnya.

Wah.. Hebat sekali, boleh tidak kami belajar menari jaipong bersama ibumu?"seru Nui.

"Boleh kalau kalian mau, besok datang saja kerumahku ya sepulang sekolah". Balas Ani sambil berbelok pulang menuju  rumahnya.

"Baiklah Ani.. Terima kasih ya.." jawab Avi dan Nui dengan gembira sambil melambaikan tangan kepada Ani.

****

Ani dan teman-temannya belajar menari jaipong bersama Ibu Ani dirumahnya. Postur tubuh Ani yang kurus sudah tidak menjadi bahan ejekan teman-temannya lagi, dan kini mereka menjadi sahabat dekat, saling memotivasi dan membantu dalam kegiatan apapun.


****

Jurnal Pekan 8 _ Tahap Kupu-Kupu

  MasyaAllah Alhamdulillah sudah masuk ke jurnal pekan 8, pekan terakhir di tahap kupu-kupu. Walaupun di tahap ini, godaan banyak sekali. Ra...