Rabu, 09 Mei 2018

Hujan Turun Banjir Datang

*originally created by Desry Praharani, S.Pd


Tema : Hujan
Ide : Banjir melanda akibat hujan tidak berhenti.
Sajian Cerita : Fiksi
Tokoh : Empus (kucing),  Koko (awan)
Konflik : karena hujan lebat turun tidak berhenti  mengakibatkan banjir dimana-mana,  akhirnya manusia beramai-ramai membuat saluran air disisi jalan, agar air hujan tidak menggenangi jalan.

Cerita lengkap:


Hikshikshikk.......
Terdengar suaramenanangis sangat keras.
Ketika Empus mencari dan menghampiri sumber suara tersebut,  tiba-tiba hujan turun sangat lebat membasahi bulu halusnya.

"Aduuh... Buluku basah semua" seru si empus sambil berlari menuju pohon pisang untuk berteduh.

Hiks hiks hiks... Suara itu semakin keras, sebari diiringi hujan dan petir menggelegar.

Empus yang hanya seorang diri sangat ketakutan dan kedinginan.

Hujan semakin lebat dan membuat jalanan banjir dipenuhi oleh air hujan.

Musim penghujan kali ini sangatlah rentan banyak sekali bencana banjir dimana-mana.

                                                               *****

Setelah hujan mulai reda, manusia saling membantu untuk menggali tanah membuat saluran air disisi jalan, mereka membuat lubang saluran air agar air dapat mengalir ke tepi sungai sebrang desa tersebut, alangkah kompaknya manusia-manusia tersebut sehingga pekerjaan itu dapat terselesaikan dengan baik dan cepat. Selain membuat saluran air disisi jalan, manusia pun membuat  lubang ditiap halaman rumahnya untuk penyerapan air kebawah tanah,  sehingga air hujan tidak menggenangi halaman rumah mereka.
Manusiapun mulai membuat lubang untuk pembuangan sampah/limbah dirumahnya masing-masing.

Setelah selesai membuat saluran air,  hujanpun turun kembali seharian tidak ada sedikitpun jeda untuk berhenti.

Cuaca jadi semakin dingin dan menakutkan karena hujan lebat disertai angin dan petir saling berganti.

Si Empus yang terjebak hujan saat hendak pulang kerumahnya, kini ia sedang bertenduj dibawah pohon pisang.

                                                          *****

"Aduuh.. Bagaimana ini aku belum makan, perutku lapar tapi hujan tidak mau berhenti". Empus merasa kebingungan.

Hiks.. Hiks.. Hikssssss....
Jelegaaaarrrrr....

Suara menangis itu semakin keras dengan diiringi suara petir yang menggelegar.

Empus semakin ketakukan,  ia ingin segera pulang kerumahnya untuk makan.

"Tolong.. Tolong.. Tolong.. Siapa saja tolong aku..".
Teriak empus mencoba memanggil berharap ada yang menolongnya.

Lalu tiba-tiba hujan mereda.

"Ada apa empus kau meminta tolong? "

Empus kaget dan mencari sumber suara tersebut. Ternyata suara tersebut berasal dari atas yaitu salah satu gumpalan awan hitam.

Apakah tadi kamu yang berbicara..wahai awan? "Tanya empus

Iya tadi aku yang bertanya padamu,  namaku koko si awan.

"Oh.. Koko.. Aku empus. Aku terjebak disini saat sedang perjalanan pulang,  tapi hujan tidak mau berhenti". Jawab empus kepada koko.

"Oohh.. Maafkan aku empus karena aku menangis, air mataku membasahi semuanya dan membuatmu terjebak disana".Seru koko.

Oh..ternyata engkau yang selama ini menangis koko..? Tanya empus.

"Iya empus, aku sedih karena temanku pergi tanpa aku ketahui ia pergi kemana". Cerita Koko.

Tiba-tiba datanglah awan putih mendekati koko.

"Haii..koko.. Kamu kenapa? " tanya koki si awan putih.

"Aku mencarimu kemana-mana koki tapi tidak menemukanmu. " jawab koko.

"Maafkan aku koko..aku tadi sedang menemani mahatari disana." jelas kiko

Lalu Koko sangat gembira karena temannya kembali padanya, kokopun kini bergembira wajahnya sudah tidak hitam seperti beberapa waktu yang lalu.

"Empus.. Aku pergi dulu ya.. Aku mau bermain bersama temanku".pamit koko kepada empus.

"Baik koko.. Selamat bersenang-senang, jangan menangis lagi ya koko." jawab empus.

Koko dan kiko pergi bersama sambil berlari-lari saling mengejar. Keceriaan mereka membuat cuaca hari itu menjadi cerah bersinar.

Selain itu, tumbuh-tumbuhan pun tumbuh subur hijau diwilayah tersebut membuat suasana pedesaan menjadi hijau segar.

Lalu empuspun langsung berlari menuju rumahnya, karena perutnya sudah merasa lapar.
Dirumahnya ibu empus sudah menunggu kedatangan anaknya untuk makan siang bersama.

                                                              *****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jurnal Pekan 8 _ Tahap Kupu-Kupu

  MasyaAllah Alhamdulillah sudah masuk ke jurnal pekan 8, pekan terakhir di tahap kupu-kupu. Walaupun di tahap ini, godaan banyak sekali. Ra...